Perkuat keamanan layanan digital, Bank Sumut gandeng Multipolar Technology

JAKARTA (IndoTelko) – Dalam rangka memperkuat keamanan layanan digitalnya agar dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bertransaksi bagi nasabah, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) berkolaborasi dengan PT Multipolar Technology Tbk (Multipolar Technology).

Bank Sumut memanfaatkan solusi digital VisionDG modul Fraud Detection System (FDS) dari Multipolar Technology. Hal ini sejalan dengan inovasi dan ekspansi layanan digital yang dilakukan Bank Sumut untuk memenuhi kebutuhan nasabah dan meningkatkan kinerja perusahaan.

Dijelaskan oleh Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut Arieta Aryanti, transformasi perbankan dengan layanan digitalnya telah mengubah pola konsumsi masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya transaksi digital seperti belanja online, mobile banking, dan pembayaran menggunakan uang elektronik. Percepatan adopsi layanan digital ini di sisi lain dapat memicu naiknya ancaman kejahatan finansial ketika nasabah menggunakan layanan yang disediakan oleh bank. Guna mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi, Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 23/7/PBI/2021 mengeluarkan regulasi yang mewajibkan adanya prosedur dan sistem pengelolaan fraud bagi penyelenggara infrastruktur sistem pembayaran.

Ditambahkannya, transformasi digital yang dilakukan Bank Sumut telah mendorong peningkatan jumlah transaksi pada channel layanan perbankan Bank Sumut. Untuk itu dibutuhkan solusi andal yang mampu dengan cepat dan akurat mendeteksi potensi terjadinya fraud. “Regulasi dari Bank Indonesia mengharuskan setiap bank untuk mempunyai solusi anti-fraud. Hal ini yang mendasari keputusan kami untuk mempercayakan penerapan Fraud Detection System ke Multipolar Technology,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Plt Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto menjelaskan, solusi FDS dari Multipolar Technology telah memenuhi kriteria, kualifikasi, dan verifikasi yang dibutuhkan perusahaan, dan sistem yang ditawarkan juga diyakini dapat memenuhi ekspektasi nasabah untuk memberikan rasa aman dalam bertransaksi digital. “Kami juga sudah kenal lama Multipolar Technology yang memang telah terpercaya dalam membantu sektor perbankan mempercepat transformasi digital,” ujarnya.

Multipolar Technology hadir dengan solusi VisionDG modul Fraud Detection System (FDS) sebagai jawaban dari kebutuhan bank dengan membawa kualifikasi sistem FDS yang andal. Sistem tersebut diyakini mampu memberikan perlindungan akan keamanan transaksi bukan hanya dari sisi core banking dan layanan channel, namun juga dari sisi user dengan menganalisa kebiasaan, perangkat yang digunakan, serta jenis transaksi yang dilakukan.

Sementara itu, Direktur Account Management FSI dan Commercial Multipolar Technology Herryyanto menegaskan, Multipolar Technology sangat mendukung inisiatif Bank Sumut untuk menjadi bank dengan inovasi dalam layanan digital yang terdepan. “Dengan penerapan solusi VisionDG modul Fraud Detection System, kami yakin akan mampu meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap layanan Bank Sumut. Solusi FDS juga dapat membantu Bank Sumut memenuhi salah satu persyaratan keamanan transaksi digital dari regulator dengan meminimalisir potensi terjadinya fraud sehingga reputasi bank dapat terjaga,” jelasnya.

Solusi FDS ini bekerja secara near real-time berbasis rule dan dilengkapi kapabilitas Machine Learning (AI Engine) di mana sistem dapat memprediksi kemungkinan terjadinya fraud di masa mendatang. Saat terdeteksi anomali transaksi, dengan latensi kurang dari 1 detik untuk setiap transaksinya maka sistem akan memberikan notifikasi secara real-time kepada nasabah melalui email, Telegram, atau WhatsApp.

Laporan transaksi yang terindikasi fraud juga dapat disiapkan berdasarkan data histori yang mengidentifikasi anomali transaksi melalui laporan fraud. Fraud Detection System dapat diintegrasikan dengan berbagai channel seperti ATM, Mobile Banking, Branch, dan lainnya, dan tersedia dalam 2 jenis mode yaitu Post Mode dan Pre Mode.

Pada Post Mode, pendeteksian fraud dilakukan setelah event selesai diproses. Event yang dicurigai sebagai fraud dikirim ke Fraud Officer melalui Web-based User Interface untuk dilakukan tindakan. Di Pre Mode yang merupakan deteksi fraud selama aktivitas berlangsung, pemeriksaan fraud menjadi bagian dari proses aplikasi internal, sehingga ketika aktivitas yang sedang diproses terdeteksi sebagai fraud, maka solusi Fraud Detection System dapat langsung mengirimkan trigger bagi aplikasi untuk menolak aktivitas tersebut. (mas)

Bank Sumut Pakai Fraud Detection System dengan Multipolar Technology

PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) berkolaborasi dengan PT Multipolar Technology Tbk (Multipolar Technology) untuk memperkuat keamanan layanan digitalnya agar dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bertransaksi bagi nasabah.

Guna mewujudkan hal tersebut, Bank Sumut memanfaatkan solusi digital VisionDG modul Fraud Detection System (FDS) dari Multipolar Technology. Hal ini sejalan dengan inovasi dan ekspansi layanan digital yang dilakukan Bank Sumut untuk memenuhi kebutuhan nasabah dan meningkatkan kinerja perusahaan.

Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut Arieta Aryanti menjelaskan, transformasi perbankan dengan layanan digitalnya telah mengubah pola konsumsi masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya transaksi digital seperti belanja online, mobile banking, dan pembayaran menggunakan uang elektronik. Percepatan adopsi layanan digital ini di sisi lain dapat memicu naiknya ancaman kejahatan finansial ketika nasabah menggunakan layanan yang disediakan oleh bank.

Guna mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi, Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 23/7/PBI/2021 mengeluarkan regulasi yang mewajibkan adanya prosedur dan sistem pengelolaan fraud bagi penyelenggara infrastruktur sistem pembayaran.

Transformasi digital yang dilakukan Bank Sumut telah mendorong peningkatan jumlah transaksi pada channel layanan perbankan Bank Sumut. Untuk itu dibutuhkan solusi andal yang mampu dengan cepat dan akurat mendeteksi potensi terjadinya fraud.

“Regulasi dari Bank Indonesia mengharuskan setiap bank untuk mempunyai solusi anti-fraud. Hal ini yang mendasari keputusan kami untuk mempercayakan penerapan Fraud Detection System ke Multipolar Technology,” ujar Arieta.

Lebih lanjut, Plt Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto menjelaskan, solusi FDS dari Multipolar Technology telah memenuhi kriteria, kualifikasi, dan verifikasi yang dibutuhkan perusahaan, dan sistem yang ditawarkan juga diyakini dapat memenuhi ekspektasi nasabah untuk memberikan rasa aman dalam bertransaksi digital. “Kami juga sudah kenal lama Multipolar Technology yang memang telah terpercaya dalam membantu sektor perbankan mempercepat transformasi digital,” tambah Hadi.

Multipolar Technology hadir dengan solusi VisionDG modul Fraud Detection System (FDS) sebagai jawaban dari kebutuhan bank dengan membawa kualifikasi sistem FDS yang andal.

Sistem tersebut diyakini mampu memberikan perlindungan akan keamanan transaksi bukan hanya dari sisi core banking dan layanan channel, namun juga dari sisi user dengan menganalisa kebiasaan, perangkat yang digunakan, serta jenis transaksi yang dilakukan.

Herryyanto, Direktur Account Management FSI dan Commercial Multipolar Technology menegaskan, “Multipolar Technology sangat mendukung inisiatif Bank Sumut untuk menjadi bank dengan inovasi dalam layanan digital yang terdepan. Dengan penerapan solusi VisionDG modul Fraud Detection System, kami yakin akan mampu meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap layanan Bank Sumut. Solusi FDS juga dapat membantu Bank Sumut memenuhi salah satu persyaratan keamanan transaksi digital dari regulator dengan meminimalisir potensi terjadinya fraud sehingga reputasi bank dapat terjaga.”

Solusi FDS dari Multipolar Technology ini bekerja secara near real-time berbasis rule dan dilengkapi kapabilitas Machine Learning (AI Engine) di mana sistem dapat memprediksi kemungkinan terjadinya fraud di masa mendatang.

Saat terdeteksi anomali transaksi, dengan latensi kurang dari 1 detik untuk setiap transaksinya maka sistem akan memberikan notifikasi secara real-time kepada nasabah melalui email, Telegram, atau WhatsApp. Laporan transaksi yang terindikasi fraud juga dapat disiapkan berdasarkan data histori yang mengidentifikasi anomali transaksi melalui laporan fraud.

Fraud Detection System dapat diintegrasikan dengan berbagai channel seperti ATM, Mobile Banking, Branch, dan lainnya, dan tersedia dalam 2 jenis mode yaitu Post Mode dan Pre Mode. Pada Post Mode, pendeteksian fraud dilakukan setelah event selesai diproses. Event yang dicurigai sebagai fraud dikirim ke Fraud Officer melalui Web-based User Interface untuk dilakukan tindakan.

Di Pre Mode yang merupakan deteksi fraud selama aktivitas berlangsung, pemeriksaan fraud menjadi bagian dari proses aplikasi internal, sehingga ketika aktivitas yang sedang diproses terdeteksi sebagai fraud, maka solusi Fraud Detection System dapat langsung mengirimkan trigger bagi aplikasi untuk menolak aktivitas tersebut.

Bank Sumut Berkolaborasi dengan Multipolar Technology untuk Meningkatkan Keamanan Digital

Telegraf – PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) berkolaborasi dengan PT Multipolar Technology Tbk (Multipolar Technology) untuk memperkuat keamanan layanan digitalnya agar dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bertransaksi bagi nasabah.

Guna mewujudkan hal tersebut, Bank Sumut memanfaatkan solusi digital VisionDG modul Fraud Detection System (FDS) dari Multipolar Technology. Hal ini sejalan dengan inovasi dan ekspansi layanan digital yang dilakukan Bank Sumut untuk memenuhi kebutuhan nasabah dan meningkatkan kinerja perusahaan.

Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut Arieta Aryanti menjelaskan, transformasi perbankan dengan layanan digitalnya telah mengubah pola konsumsi masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya transaksi digital seperti belanja online, mobile banking, dan pembayaran menggunakan uang elektronik.

Percepatan adopsi layanan digital ini di sisi lain dapat memicu naiknya ancaman kejahatan finansial ketika nasabah menggunakan layanan yang disediakan oleh bank. Guna mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi.

Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 23/7/PBI/2021 mengeluarkan regulasi yang mewajibkan adanya prosedur dan sistem pengelolaan fraud bagi penyelenggara infrastruktur sistem pembayaran.

Transformasi digital yang dilakukan Bank Sumut telah mendorong peningkatan jumlah transaksi pada channel layanan perbankan Bank Sumut. Untuk itu dibutuhkan solusi andal yang mampu dengan cepat dan akurat mendeteksi potensi terjadinya fraud. “Regulasi dari Bank Indonesia mengharuskan setiap bank untuk mempunyai solusi anti-fraud. Hal ini yang mendasari keputusan kami untuk mempercayakan penerapan Fraud Detection System ke Multipolar Technology,” ujar Arieta.

Lebih lanjut, Plt Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto menjelaskan, solusi FDS dari Multipolar Technology telah memenuhi kriteria, kualifikasi, dan verifikasi yang dibutuhkan perusahaan, dan sistem yang ditawarkan juga diyakini dapat memenuhi ekspektasi nasabah untuk memberikan rasa aman dalam bertransaksi digital.

Sistem tersebut diyakini mampu memberikan perlindungan akan keamanan transaksi bukan hanya dari sisi core banking dan layanan channel, namun juga dari sisi user dengan menganalisa kebiasaan, perangkat yang digunakan, serta jenis transaksi yang dilakukan.

Herryyanto, Direktur Account Management FSI dan Commercial Multipolar Technology menegaskan, “Multipolar Technology sangat mendukung inisiatif Bank Sumut untuk menjadi bank dengan inovasi dalam layanan digital yang terdepan.

Dengan penerapan solusi VisionDG modul Fraud Detection System, kami yakin akan mampu meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap layanan Bank Sumut. Solusi FDS juga dapat membantu Bank Sumut memenuhi salah satu persyaratan keamanan transaksi digital dari regulator dengan meminimalisir potensi terjadinya fraud sehingga reputasi bank dapat terjaga.

Saat terdeteksi anomali transaksi, dengan latensi kurang dari 1 detik untuk setiap transaksinya maka sistem akan memberikan notifikasi secara real-time kepada nasabah melalui email, Telegram, atau WhatsApp. Laporan transaksi yang terindikasi fraud juga dapat disiapkan berdasarkan data histori yang mengidentifikasi anomali transaksi melalui laporan fraud.

Fraud Detection System dapat diintegrasikan dengan berbagai channel seperti ATM, Mobile Banking, Branch, dan lainnya, dan tersedia dalam 2 jenis mode yaitu Post Mode dan Pre Mode. Pada Post Mode, pendeteksian fraud dilakukan setelah event selesai diproses. Event yang dicurigai sebagai fraud dikirim ke Fraud Officer melalui Web-based User Interface untuk dilakukan tindakan.

Di Pre Mode yang merupakan deteksi fraud selama aktivitas berlangsung, pemeriksaan fraud menjadi bagian dari proses aplikasi internal, sehingga ketika aktivitas yang sedang diproses terdeteksi sebagai fraud, maka solusi Fraud Detection System dapat langsung mengirimkan trigger bagi aplikasi untuk menolak aktivitas tersebut.

 

TECHNOBUSINESS NEWSDeteksi Fraud, Bank Sumut Gandeng Multipolar Technology

Jakarta, TechnoBusiness ID  Guna memperkuat sistem keamanan layanan digitalnya, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) menerapkan Fraud Detection System dengan memanfaatkan solusi VisionDG dari PT Multipolar Technology Tbk. (IDXL MLPT).

Solusi VisionDG Modul Fraud Detection System Multipolar Technology dinilai telah memenuhi kriteria, kualifikasi, dan verifikasi yang dibutuhkan perusahaan. Sistem yang ditawarkan juga mampu memenuhi ekspektasi nasabah dalam memberikan rasa aman saat bertransaksi digital.

Sistem tersebut, menurut Plt Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto, melindungi keamanan transaksi bukan hanya dari sisi core banking dan layanan channel, melainkan juga dari sisi user dengan menganalisis kebiasaan, perangkat yang digunakan, serta jenis transaksi yang dilakukan.

“Kami kenal Multipolar Technology cukup lama yang memang tepercaya dalam membantu mempercepat transformasi digital perbankan,” ungkap Hadi. Transformasi digital perbankan telah mengubah pola konsumsi masyarakat melalui belanja onlinemobile banking, dan payment banking.

Masalahnya, dalam waktu yang sama, Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut Arieta Aryanti mengatakan, transformasi digital memicu naiknya ancaman kejahatan finansial. Sampai-sampai Bank Indonesia mewajibkan penggunaan fraud detection system.

Solusi VisionDG

Karena itu, Bank Sumut menggandeng Multipolar Technology guna menerapkan fraud detection system. Solusi VisionDG Modul Fraud Detection System Multipolar Technology bekerja secara near real-time berbasis rule dilengkapi kapabilitas Machine Learning (AI Engine) yang dapat mendeteksi fraud.

Herryanto, Direktur Account Management FSI dan Commercial Multipolar Technology, menjelaskan, saat mendeteksi adanya anomali transaksi, dengan latensi kurang dari satu detik untuk setiap transaksinya, fraud detection system akan mengirimkan notifikasi secara real-time kepada nasabah melalui e-mail, WhatsApp, atau Telegram.

Laporan transaksi yang terindikasi fraud juga dapat disiapkan berdasarkan data histori yang mengidentifikasi anomali transaksi melalui laporan fraud. Solusi VisionDG Modul Fraud Detection System Multipolar Technology bisa diintegrasikan dengan ATM, mobile banking, branch, dan lainnya.

“Multipolar Technology mendukung inisiatif Bank Sumut untuk menjadi bank dengan inovasi dalam layanan digital terdepan,” kata Herryanto. “Kami yakin solusi VisionDG Modul Fraud Detection System kami mampu meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap layanan Bank Sumut.”

Aspek Sustainability Jadi Satu Bagian Integral Dalam Ekonomi Digital

Jakarta – Direktur Utama Allobank, Indra Utoyo, menyatakan bahwa pengembangan ekonomi digital tak bisa dipisahkan dari aspek pembangunan berkelanjutan atau sustainability. Indra harapkan semua pihak dapat bertanggung jawab dalam menerapkan pembangunan bisnis berkelanjutan yang berdasarkan prinsip environmental, social, and governance (ESG) tersebut.

“Isu sustainability ini saya rasa adalah isu semua pihak. Makanya ini menjadi tanggung jawab semua pihak, karena ke depan kalau bicara digital berarti bicara pembangunan ekonomi berkelanjutan,” ucap Indra pada acara seminar bertajuk “Digital Banking Outlook 2023: Automation and The Future of Banking Operations”, yang diadakan Infobank Institute bekerja sama dengan Multipolar Technology dan IBM di Hotel Fairmont Jakarta, Kamis, 15 Desember 2022.

Indra kemudian menjelaskan bagaimana institusi yang ia pimpin sekarang menerapkan konsep ESG tersebut. Ia terangkan, dalam menerapkan prinsip governance, pihaknya menekankan pada pemberian proteksi bagi nasabah, khususnya dalam hal privasi data. Ia menegaskan pentingnya menjalankan governance perusahaan yang berlandaskan customer centric.

“Kita bangun identity yang semakin kuat supaya kita bisa melindungi kepentingan customer,” tambah Indra.

Sementara untuk sisi environment dan social, ia mengungkapkan bahwa pihaknya baru ingin mulai mencanangkan program-program berkelanjutan terkait aspek environment dan social, dimana pihaknya sudah merencanakan untuk menargetkan kelompok usaha yang mengedepankan bisnis berkelanjutan.

“Kami sebagai digital company sudah green sebetulnya. Sudah tidak lagi menggunakan bahan bakar, sudah tidak perlu memakai space yang terlalu besar, sudah sangat efisien dalam operasionalnya. Ke depannya, dari sektor konsumer atau ritel, kami akan masuk ke sektor UMKM, dimana tahun depan kami akan masuk ke industri yang ramah lingkungan serta sustain, mendukung aspek sosial maupun lingkungan,” tuturnya. Steven Widjaja

Allobank: Transformasi Digital Sebagai Keharusan, Bukan Pilihan

Jakarta – Di era saat ini, transformasi ke arah digital bukan lagi menjadi suatu opsi, namun sudah menjadi keharusan. Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyomenegaskan bahwa transformasi digital sudah menjadi landasan pengembangan institusi dewasa ini.

“Kalau kita bicara transformasi digital kita semua akan bergerak ke arah sana. Oleh karena itu, ini bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Maka, kita harus punya ambisi bagaimana kita bisa bertransformasi untuk customer, untuk berikan value ke customer. Bagaimana kita bisa berikan pelayanan yang lebih cepat dan sebagainya,” ucap Indra pada seminar bertajuk ‘Digital Banking Outlook 2023: Automation and The Future of Banking Operations’ yang diadakan Infobank Institute bekerja sama dengan Multipolar Technology dan IBM di Jakarta, 15 Desember 2022.

Ia juga mengungkapkan bahwa di era keharusan transformasi digital ini, keinginan untuk melakukan reskilling dan upskilling perlu terus digelorakan. Perkembangan teknologi yang terjadi secara cepat dan berkelanjutan menjadi tantangan bagi talent-talent yang ada untuk terus mempelajari ilmu baru, agar dapat terus berkompetisi di pasar kerja.

“Lalu, talent gap. Skill-nya berubah, talentnya juga baru. Makanya ada fenomena bajakan talent. Maka dari itu, kita perlu selalu reskilling dan upskilling supaya kita bisa berdadaptasi, dan dari pihak perusahaannya juga harus terus berpikir terkait bagaimana supaya talent mau kerja sama dengan kita,” jelas Indra.

Ia pun menekankan pentingnya menciptakan ekosistem digital melalui kolaborasi dengan berbagai lembaga. Ekosistem digital yang tercipta akan semakin memudahkan masyarakat dalam bertransaksi maupun sekedar mengelola keuangan.

“Sekarang kalau kita ingin menyenangkan customer kita perlu memikirkan bagaimana kita masuk ke ekosistem dan bekerja sama dengan pihak lain. Lalu, sekarang servicenya diekspos, mau buka melalui tokopedia atau segala macam, silahkan saja. Karena kalau bicara soal bank, bank adalah ekosistem. Itulah yang Allobank ingin lakukan, yakni bank sebagai ekosistem,” tuturnya. (*) Steven Widjaja

Allobank: Transformasi Digital Sebagai Keharusan, Bukan Pilihan

Jakarta – Di era saat ini, transformasi ke arah digital bukan lagi menjadi suatu opsi, namun sudah menjadi keharusan. Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo menegaskan bahwa transformasi digital sudah menjadi landasan pengembangan institusi dewasa ini.

“Kalau kita bicara transformasi digital kita semua akan bergerak ke arah sana. Oleh karena itu, ini bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Maka, kita harus punya ambisi bagaimana kita bisa bertransformasi untuk customer, untuk berikan value ke customer. Bagaimana kita bisa berikan pelayanan yang lebih cepat dan sebagainya,” ucap Indra pada seminar bertajuk ‘Digital Banking Outlook 2023: Automation and The Future of Banking Operations’ yang diadakan Infobank Institute bekerja sama dengan Multipolar Technology dan IBM di Jakarta, 15 Desember 2022.

Ia juga mengungkapkan bahwa di era keharusan transformasi digital ini, keinginan untuk melakukan reskilling dan upskilling perlu terus digelorakan. Perkembangan teknologi yang terjadi secara cepat dan berkelanjutan menjadi tantangan bagi talent-talent yang ada untuk terus mempelajari ilmu baru, agar dapat terus berkompetisi di pasar kerja.

“Lalu, talent gap. Skill-nya berubah, talentnya juga baru. Makanya ada fenomena bajakan talent. Maka dari itu, kita perlu selalu reskilling dan upskilling supaya kita bisa berdadaptasi, dan dari pihak perusahaannya juga harus terus berpikir terkait bagaimana supaya talent mau kerja sama dengan kita,” jelas Indra.

Ia pun menekankan pentingnya menciptakan ekosistem digital melalui kolaborasi dengan berbagai lembaga. Ekosistem digital yang tercipta akan semakin memudahkan masyarakat dalam bertransaksi maupun sekedar mengelola keuangan.

“Sekarang kalau kita ingin menyenangkan customer kita perlu memikirkan bagaimana kita masuk ke ekosistem dan bekerja sama dengan pihak lain. Lalu, sekarang servicenya diekspos, mau buka melalui tokopedia atau segala macam, silahkan saja. Karena kalau bicara soal bank, bank adalah ekosistem. Itulah yang Allobank ingin lakukan, yakni bank sebagai ekosistem,” tuturnya. (*)

Solusi Multipolar untuk optimalisasi marketing campaign

JAKARTA (IndoTelko) — Sebentar lagi akhir tahun. Yang menjadi pertanyaan besar: apakah target penjualan perusahaan Anda tercapai? Apakah target kampanye pemasaran (marketing campaign) perusahaan Anda terpenuhi? Jika tercapai, selamat! Tapi, kalau tidak, pasti perusahaan Anda mengalami kerugian.

Agar kampanye pemasaran efektif dan tercapai sesuai target, perusahaan di era digital wajib untuk bisa mengelola bermacam data yang dimiliki, baik itu terstruktur (structured), semi-terstruktur (semi-structured), maupun tidak terstruktur (unstructured), dengan menggunakan platform big data.

Platform big data menjadi jawaban bagi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pengelolaan semua data yang jumlahnya cukup besar dan melibatkan beraneka ragam sumber atau sistem. Perusahaan-perusahaan di industri perbankan, multifinansial, asuransi, telekomunikasi, dan lainnya tak bisa lagi mengabaikan platform tersebut.

Jip Ivan Sutanto, Director Enterprise Application Services Business PT Multipolar Technology Tbk, menjelaskan bahwa dengan platform big data, data perusahaan dapat dengan mudah diolah menjadi analytics insight. Di perbankan, misalnya, analytics insight itu kemudian menjadi bahan predictive analytics dalam menyusun target segmentasi pelanggan dan profitabilitas nasabah.

“Dengan begitu, serangkaian fungsi platform big data dapat membantu perbankan dalam mengambil keputusan bisnis dan menyusun strategi kampanye pemasaran yang tepat sasaran,” ungkapnya di hadapan peserta seminar “Big Data Use Cases & Fraud Detection System” yang digelar oleh Multipolar Technology di Hotel Aryaduta Bali, Kamis (17/11).

Solusi VisionAnalytics yang dibangun di atas Cloudera dan Talend bisa menjadi contoh bagaimana platform big data bekerja. Bagaimana tidak, VisionAnalytics dilengkapi dengan Customer Segmentation Analytics di mana pelanggan akan terbagi per segmen sesuai profilnya sehingga kampanye pemasaran menjadi lebih terarah dan optimal.

Selain itu, solusi VisionAnalytics juga sudah dilengkapi dengan Advanced Analytics lain seperti Customer Profitability, Customer Lifetime Value, dan Potential New/Top Up Debitur, yang semuanya tergabung dalam satu portal Customer 360 sehingga mudah dimonitor kapan saja secara real-time.

“Fitur Predictive Analytics-nya memudahkan perusahaan untuk mengetahui secara detail karakteristik dan perilaku pelanggan (customer behaviour) saat ini atau pun di masa mendatang,” sambung Andrew, Head of Big Data Multipolar Technology.

Jadi, bagaimanapun data merupakan aset yang sangat berharga. Data-data yang beragam dan tersebar tentu harus membuahkan informasi yang luar biasa bagi perusahaan serta dapat dianalisis secara cepat dan akurat guna mendukung pengambilan keputusan dan pengembangan bisnis ke depan.

“Jangan lupa, seluruh data perusahaan tersebut juga harus terjamin keamanannya dan tersedia setiap kali dibutuhkan,” lanjut Andrew. “Perbankan menjadi salah satu contoh sektor yang membutuhkan solusi VisionAnalytics seperti yang dibangun di atas Cloudera dan Talend karena memiliki jutaan, bahkan miliaran, data nan kompleks.” (sar)

Industri Tidak Bisa Mengabaikan Platform Big Data agar Strategi Pemasaran Tepat Sasaran

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Agar kampanye pemasaran efektif dan tercapai sesuai target, perusahaan di era digital wajib untuk bisa mengelola bermacam data yang dimiliki, baik itu terstruktur (structured), semi-terstruktur (semi-structured), maupun tidak terstruktur (unstructured), dengan menggunakan platform big data.

Platform big data menjadi jawaban bagi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pengelolaan semua data yang jumlahnya cukup besar dan melibatkan beraneka ragam sumber atau sistem.

Director Enterprise Application Services Business PT Multipolar Technology Tbk Jip Ivan Sutanto mengatakan, perusahaan-perusahaan di industri perbankan, multifinansial, asuransi, telekomunikasi, dan lainnya tak bisa lagi mengabaikan platform tersebut.

“Melalui platform big data, data perusahaan dapat dengan mudah diolah menjadi analytics insight. Misalnya di perbankan analytics insight itu kemudian menjadi bahan predictive analytics dalam menyusun target segmentasi pelanggan dan profitabilitas nasabah,” kata Jip di hadapan peserta seminar Big Data Use Cases & Fraud Detection System yang diadakan Multipolar Technology di Bali, Kamis (17/11/2022).

Dengan begitu, kata dia melalui serangkaian fungsi platform big data dapat membantu perbankan dalam mengambil keputusan bisnis dan menyusun strategi kampanye pemasaran yang tepat sasaran.

“Solusi VisionAnalytics yang dibangun di atas Cloudera dan Talend bisa menjadi contoh bagaimana platform big data bekerja karena dilengkapi dengan customer segmentation analytics yakni pelanggan akan terbagi per segmen sesuai profilnya sehingga kampanye pemasaran menjadi lebih terarah dan optimal,” katanya.

Selain itu, solusi VisionAnalytics juga sudah dilengkapi dengan Advanced Analytics lain seperti Customer Profitability, Customer Lifetime Value, dan Potential New/Top Up Debitur, yang semuanya tergabung dalam satu portal Customer 360 sehingga mudah dimonitor kapan saja secara real-time.

Andrew, Head of Big Data Multipolar Technology mengatakan, data merupakan aset yang sangat berharga.
Data-data yang beragam dan tersebar tentu harus membuahkan informasi yang luar biasa bagi perusahaan serta dapat dianalisis secara cepat dan akurat guna mendukung pengambilan keputusan dan pengembangan bisnis ke depan.

“Jangan lupa, seluruh data perusahaan tersebut juga harus terjamin keamanannya dan tersedia setiap kali dibutuhkan,” kata Andrew.

Pengelolaan Big Data Tepat, Kampanye Pemasaran Bisa Tepat Sasaran

Sebentar lagi akhir tahun, pertanyaan yang selalu muncul adalah apakah target penjualan perusahaan Anda tercapai? Apakah target kampanye pemasaran (marketing campaign) perusahaan Anda terpenuhi? Jika tercapai, selamat. Tapi, kalau tidak, pasti perusahaan Anda mengalami kerugian.

Agar kampanye pemasaran efektif dan tercapai sesuai target, perusahaan di era digital wajib untuk mampu mengelola bermacam data yang dimiliki, baik itu terstruktur (structured), semi-terstruktur (semi-structured), maupun tidak terstruktur (unstructured), dengan menggunakan platform big data. Platform big data menjadi jawaban bagi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pengelolaan semua data yang jumlahnya cukup besar dan melibatkan beraneka ragam sumber atau sistem. Perusahaan-perusahaan di industri perbankan, multifinance, asuransi, telekomunikasi, dan lainnya tak bisa lagi mengabaikan platform tersebut.

“Dengan platform big data, data perusahaan dapat dengan mudah diolah menjadi analytics insight. Di perbankan, misalnya, analytics insight itu kemudian menjadi bahan predictive analytics dalam menyusun target segmentasi pelanggan dan profitabilitas nasabah. Big data dapat membantu perbankan dalam mengambil keputusan bisnis dan menyusun strategi kampanye pemasaran yang tepat sasaran,” kata Jip Ivan Sutanto, Director Enterprise Application Services Business PT Multipolar Technology Tbk, dalam keterangan medianya setelah menggelar seminar berjudul, Big Data Use Cases & Fraud Detection System yang digelar oleh Multipolar Technology di Hotel Aryaduta Bali, minggu lalu.

Ia menambahkan, solusi VisionAnalytics yang dibangun di atas Cloudera dan Talend bisa menjadi contoh bagaimana platform big data bekerja. Solusi VisionAnalytics dilengkapi dengan customer segmentation analytics yang mana pelanggan akan terbagi per segmen sesuai profilnya sehingga kampanye pemasaran menjadi lebih terarah dan optimal.

Selain itu, solusi VisionAnalytics juga sudah dilengkapi dengan advanced analytics lainnya, seperti customer profitability, customer lifetime value, dan potential new/top up debitur, yang semuanya tergabung dalam satu portal Customer 360. Sehingga mudah dimonitor kapan saja secara real-time.

Andrew, Head of Big Data Multipolar Technology menambahkan, fitur Predictive Analytics dari VisionAnalytics juga memudahkan perusahaan untuk mengetahui secara detail karakteristik dan perilaku pelanggan (customer behaviour) saat ini atau pun di masa mendatang.

“Jadi, bagaimanapun data dan pengelolaan data merupakan aset yang sangat berharga. Data-data yang beragam dan tersebar tentu harus membuahkan informasi yang luar biasa bagi perusahaan. Kemudian,  dapat dianalisis secara cepat dan akurat guna mendukung pengambilan keputusan dan pengembangan bisnis ke depan,” tegasnya.