Media Indonesia – Hyperconverged Infrastructure Pacu Otomatisasi Data Center

INFRASTRUKTUR teknologi informasi (TI) dalam data center merupakan pondasi utama untuk menunjang aktivitas bisnis.

Namun masih banyak perusahaan dengan infrastruktur data center yang silo, dimana fungsi server, storage, network dan virtualisasi berjalan sendiri-sendiri atau tidak terintegrasi sehingga menyulitkan pengelolaan dan tidak efisien.

Kendala dari penerapan infrastruktur yang silo ini juga dialami oleh Bank BPD Bali, yang memiliki beberapa server bare metal standalone dan virtualisasi tradisional untuk mengakomodasi aplikasi kritikal.

Karena pengelolaan yang tidak terpusat, operasional data center di Bank BPD Bali menjadi tidak efisien.

Operational Director Bank BPD Bali IBG Setia Yasa mengungkapkan, pihaknya kemudian memodernisasi data center dengan teknologi Hyperconverged Infrastructure (HCI) siap pakai dari Nutanix, yang mengintegrasikan beberapa layanan data center seperti server, storage, network dan virtualisasi dengan proses implementasi hanya dalam hitungan menit.

Baca juga Multipolar Technology Tawarkan Solusi Transformasi Digital Menyeluruh

“Bank BPD Bali memilih solusi HCI dari Nutanix karena memberikan fleksibilitas dalam pilihan perangkat keras untuk data center-nya dan menyederhanakan pengelolaan infrastruktur TI, khususnya untuk aplikasi yang kritikal,” kata IBG Setia Yasa dalam seminar “Start Your Automation Journey Now! yang digelar PT. Multipolar Technology di Jakarta, Selasa (24/9)/

Untuk mendukung HCI Nutanix, Bank BPD Bali memilih perangkat keras Lenovo ThinkAgile HX Series. Dengan kombinasi HCI Nutanix dan Lenovo ini,

Bank BPD Bali mendapatkan manfaat dari infrastruktur TI yang lebih sederhana, yang juga berdampak pada penghematan biaya pembelian komponen pendukung server secara terpisah seperti RAM, disk, dan license.

“Pemanfaatan HCI Nutanix dan Lenovo oleh Bank BPD Bali ini mempercepat proses deployment, memudahkan operasional dan mengurangi kompleksitas karena pengelolaannya cukup dipantau melalui satu dashboard, sehingga BPD Bali bisa lebih berfokus untuk meningkatkan layanannya,” jelas Jip Ivan Sutanto, Director Solution and Infrastructure Business Multipolar Technology dalam keterangan tertulisnya.

Dengan menggunakan teknologi hyperconverged, perusahaan dapat mengurangi dampak yang tidak menguntungkan dari pengelolaan data center yang silo, sehingga perusahaan dapat makin bersaing di era digital transformasi saat ini. (RO/OL-7)

Media Indonesia - Hyperconverged Infrastructure Pacu Otomatisasi Data Center

Pakai Hyperconverged Infrastructure, Multipolar Technology Pacu Otomatisasi Data Center

JAKARTA – Infrastruktur teknologi informasi (TI) dalam data center merupakan pondasi utama untuk menunjang aktivitas bisnis. Namun masih banyak perusahaan dengan infrastruktur data center yang silo, dimana fungsi server, storage, network dan virtualisasi berjalan sendiri-sendiri atau tidak terintegrasi sehingga menyulitkan pengelolaan dan tidak efisien.PT Multipolar Technology Tbk mengangkat isu ini melalui seminar bertema “Start Your Automation Journey Now!”yang diadakan di Hotel Mulia Jakarta, 24 September 2019.Kendala dari penerapan infrastruktur yang silo ini juga dialami oleh Bank BPD Bali, yang memiliki beberapa server bare metal standalone dan virtualisasi tradisional untuk mengakomodasi aplikasi kritikal. Karena pengelolaan yang tidak terpusat, operasional data center di Bank BPD Bali menjadi tidak efisien.Dalam kesempatan ini, Bank BPD Bali berbagi pengalamannya memodernisasi data center dengan teknologi Hyperconverged Infrastructure (HCI) siap pakai dari Nutanix, yang mengintegrasikan beberapa layanan data center seperti server, storage, network dan virtualisasi dengan proses implementasi hanya dalam hitungan menit.“Bank BPD Bali memilih solusi HCI dari Nutanix karena memberikan fleksibilitas dalam pilihan perangkat keras untuk data center-nya dan menyederhanakan pengelolaan infrastruktur TI, khususnya untuk aplikasi yang kritikal,” kata IBG Setia Yasa, Operational Director Bank BPD Bali.
Untuk mendukung HCI Nutanix, Bank BPD Bali memilih perangkat keras Lenovo ThinkAgile HX Series. Dengan kombinasi HCI Nutanix dan Lenovo ini, Bank BPD Bali mendapatkan manfaat dari infrastruktur TI yang lebih sederhana, yang juga berdampak pada penghematan biaya pembelian komponen pendukung server secara terpisah seperti RAM, disk, dan license.“Pemanfaatan HCI Nutanix dan Lenovo oleh Bank BPD Bali ini mempercepat proses deployment, memudahkan operasional dan mengurangi kompleksitas karena pengelolaannya cukup dipantau melalui satu dashboard, sehingga BPD Bali bisa lebih berfokus untuk meningkatkan layanannya,” jelas Jip Ivan Sutanto, Director Solution and Infrastructure Business Multipolar Technology dalam sesi diskusi.Dengan menggunakan teknologi hyperconverged, perusahaan dapat mengurangi dampak yang tidak menguntungkan dari pengelolaan data center yang silo, sehingga perusahaan dapat makin bersaing di era digital transformasi saat ini.

Sindonews.com - Pakai Hyperconverged Infrastructure, Multipolar Technology Pacu Otomatisasi Data Center

Infokomputer – Strategi Multipolar Pacu Otomatisasi Data Center dengan Teknologi HCI

Infrastruktur teknologi informasi (TI) dalam data center merupakan pondasi utama untuk menunjang aktivitas bisnis.

Namun masih banyak perusahaan dengan infrastruktur data center yang silo, dimana fungsi server, storage, network dan virtualisasi berjalan sendiri-sendiri atau tidak terintegrasi sehingga menyulitkan pengelolaan dan tidak efisien.

PT Multipolar Technology Tbk mengangkat isu ini melalui seminar bertema “Start Your Automation Journey Now!”yang diadakan di Hotel Mulia Jakarta, 24 September 2019.

Kendala dari penerapan infrastruktur yang silo ini juga dialami oleh Bank BPD Bali, yang memiliki beberapa server bare metal standalone dan virtualisasi tradisional untuk mengakomodasi aplikasi kritikal.

Karena pengelolaan yang tidak terpusat, operasional data center di Bank BPD Bali menjadi tidak efisien.

Dalam kesempatan ini, Bank BPD Bali berbagi pengalamannya memodernisasi data center dengan teknologi Hyperconverged Infrastructure (HCI) siap pakai dari Nutanix, yang mengintegrasikan beberapa layanan data center seperti server, storage, network dan virtualisasi dengan proses implementasi hanya dalam hitungan menit.

“Bank BPD Bali memilih solusi HCI dari Nutanix karena memberikan fleksibilitas dalam pilihan perangkat keras untuk data center-nya dan menyederhanakan pengelolaan infrastruktur TI, khususnya untuk aplikasi yang kritikal,” kata IBG Setia Yasa, Operational Director Bank BPD Bali.

Untuk mendukung HCI Nutanix, Bank BPD Bali memilih perangkat keras Lenovo ThinkAgile HX Series.

Dengan kombinasi HCI Nutanix dan Lenovo ini, Bank BPD Bali mendapatkan manfaat dari infrastruktur TI yang lebih sederhana, yang juga berdampak pada penghematan biaya pembelian komponen pendukung server secara terpisah seperti RAM, disk, dan license.

“Pemanfaatan HCI Nutanix dan Lenovo oleh Bank BPD Bali ini mempercepat proses deployment, memudahkan operasional dan mengurangi kompleksitas karena pengelolaannya cukup dipantau melalui satu dashboard, sehingga BPD Bali bisa lebih berfokus untuk meningkatkan layanannya,” jelas Jip Ivan Sutanto, Director Solution and Infrastructure Business Multipolar Technology.

Dengan menggunakan teknologi hyperconverged, perusahaan dapat mengurangi dampak yang tidak menguntungkan dari pengelolaan data center yang silo, sehingga perusahaan dapat makin bersaing di era digital transformasi saat ini.

Infokomputer - Strategi Multipolar Pacu Otomatisasi Data Center dengan Teknologi HCI

Liputan6.com – Peran Data Center Terintegrasi untuk Pemulihan Aplikasi Kritikal

Liputan6.com, Jakarta – Infrastruktur teknologi informasi (TI) dalam data center dinilai sebagai pondasi utama untuk menunjang aktivitas bisnis.

Sayangnya, masih banyak perusahaan dengan infrastruktur data centeyang silo, di mana fungsi server, storage, network dan virtualisasi berjalan sendiri-sendiri atau tidak terintegrasi sehingga menyulitkan pengelolaan dan tidak efisien.

Kendala dari penerapan infrastruktur yang silo ini juga dialami Bank BPD Bali, yang memiliki beberapa server bare metal standalone dan virtualisasi tradisional untuk mengakomodasiir aplikasi kritikal.

Karena pengelolaan yang tidak terpusat, operasional data center di Bank BPD Bali menjadi tidak efisien.

Dalam seminar bertema ‘Start Your Automation Journey Now!’, Bank BPD Bali berbagi pengalamannya memodernisasi data center dengan teknologi Hyperconverged Infrastructure (HCI) siap pakai dari Nutanix.

“Bank BPD Bali memilih solusi HCI karena memberikan fleksibilitas dalam pilihan perangkat keras untuk data center dan menyederhanakan pengelolaan infrastruktur TI, khususnya untuk aplikasi yang kritikal,” kata IBG Setia Yasa, Operational Director Bank BPD Bali dalam pernyataanya, Kamis (26/9/2019).

Untuk mendukung HCI Nutanix, Bank BPD Bali memilih perangkat keras Lenovo ThinkAgile HX Series. Dengan kombinasi HCI Nutanix dan Lenovo, Bank BPD Bali mendapatkan manfaat dari infrastruktur TI yang lebih sederhana.

Juga berdampak pada penghematan biaya pembelian komponen pendukung server secara terpisah seperti RAM, disk, dan license.

“Pemanfaatan HCI Nutanix dan Lenovo mempercepat proses deployment, memudahkan operasional dan mengurangi kompleksitas karena pengelolaannya cukup dipantau melalui satu dashboard, sehingga BPD Bali bisa lebih berfokus untuk meningkatkan layanannya,” jelas Jip Ivan Sutanto, Director Solution and Infrastructure Business Multipolar Technology.

Dengan menggunakan teknologi hyperconverged, perusahaan dapat mengurangi dampak yang tidak menguntungkan dari pengelolaan data center yang silo, sehingga perusahaan dapat makin bersaing di era digital transformasi saat ini.

(Isk/Ysl)

Liputan6.com - Peran Data Center Terintegrasi untuk Pemulihan Aplikasi Kritikal

Bisnis.com – Multipolar Technology Pacu Otomatisasi Data Center

Bisnis.com, JAKARTA -Infrastruktur teknologi informasi (TI) dalam data center merupakan pondasi utama untuk menunjang aktivitas bisnis.

Namun masih banyak perusahaan dengan infrastruktur data center yang silo, dimana fungsi server, storage, network dan virtualisasi berjalan sendiri-sendiri atau tidak terintegrasi sehingga menyulitkan pengelolaan dan tidak efisien.

PT Multipolar Technology Tbk menyebutkan untuk mengatasi hal itu bisa dilakukan dengan memodernisasi data center dengan teknologi Hyperconverged Infrastructure (HCI) siap pakai dari Nutanix, yang mengintegrasikan beberapa layanan data center seperti server, storage, network dan virtualisasi dengan proses implementasi hanya dalam hitungan menit.

Isu ini diangkat melalui seminar bertema “Start Your Automation Journey Now!”yang diadakan di Jakarta, 24 September 2019.

“Pemanfaatan HCI Nutanix ini mempercepat proses deployment, memudahkan operasional dan mengurangi kompleksitas karena pengelolaannya cukup dipantau melalui satu dashboard, sehingga BPD Bali bisa lebih berfokus untuk meningkatkan layanannya,” jelas Jip Ivan Sutanto, Director Solution and Infrastructure Business Multipolar Technology dalam siaran persnya.

Dengan menggunakan teknologi hyperconverged, katanya, perusahaan dapat mengurangi dampak yang tidak menguntungkan dari pengelolaan data center yang silo, sehingga perusahaan dapat makin bersaing di era digital transformasi saat ini.

Kendala dari penerapan infrastruktur yang silo ini juga dialami oleh Bank BPD Bali, yang memiliki beberapa server bare metal standalone dan virtualisasi tradisional untuk mengakomodasiir aplikasi kritikal. Karena pengelolaan yang tidak terpusat, operasional data center di Bank BPD Bali menjadi tidak efisien.

Dalam kesempatan ini, Bank BPD Bali berbagi pengalamannya memodernisasi data center dengan teknologi Hyperconverged Infrastructure (HCI) siap pakai dari Nutanix.

“Bank BPD Bali memilih solusi HCI dari Nutanix karena memberikan fleksibilitas dalam pilihan perangkat keras untuk data center-nya dan menyederhanakan pengelolaan infrastruktur TI, khususnya untuk aplikasi yang kritikal,” kata IBG Setia Yasa, Operational Director Bank BPD Bali.

Untuk mendukung HCI Nutanix, Bank BPD Bali memilih perangkat keras Lenovo ThinkAgile HX Series. Dengan kombinasi HCI Nutanix dan Lenovo ini, Bank BPD Bali mendapatkan manfaat dari infrastruktur TI yang lebih sederhana, yang juga berdampak pada penghematan biaya pembelian komponen pendukung server secara terpisah seperti RAM, disk, dan license.

Bisnis.com - Multipolar Technology Pacu Otomatisasi Data Center

Media Indonesia – VMware Workspace One jadi Solusi Ruang Kerja Digital

DI era digital saat ini, kemudahan, kenyamanan dan keamanan akses terhadap data dan aplikasi perusahaan sangatlah dibutuhkan guna mendukung produktivitas, terlebih bagi pekerja mobile.

Di sisi lain, menyiasati tantangan dan ancaman dari sistem kerja modern yang mengakomodir bekerja secara mobile dari mana saja, kapan saja, melalui perangkat apa saja tidaklah mudah.

Menjawab permasalahan tersebut, Multipolar Technology bekerja sama dengan Tech Data Indonesia dan VMware Indonesia menggelar seminar bertajuk “Empower Employees with an Intelligent-Driven Digital Workspace” di Fairmont Jakarta Hotel, Kamis (25/7).

Agar produktivitas terus terjaga, akses terhadap data dan aplikasi harus bisa dilakukan kapan saja, di mana saja dan melalui perangkat apa saja.

Direktur Solution & Infrastructure Business Multipolar Technology Jip Ivan Sutanto mengatakan,tampilan aplikasi yang sama, baik itu saat diakses melalui desktop maupun perangkat mobile tentu sangat memudahkan penggunanya dan memberikan kenyamanan dalam beraktivitas.

“Tapi keamanannya juga harus dipikirkan, apalagi saat mengakses data perusahaan untuk keputusan bisnis yang bersifat sensitif. Dan hal ini bisa diakomodir dengan VMware Workspace ONE,” ujar Jip Ivan di sela-sela seminar.

VMware Workspace ONE adalah platform ruang kerja digital yang terintegrasi dan membantu dalam men-deploy aplikasi kapanpun di manapun dengan mudah sesuai pengaturan keamanan yang berlaku untuk aplikasi tersebut, tanpa memandang perangkat (desktop, laptop, tablet, handphone), sistem operasi (Android, iOS, Windows) maupun versi aplikasi yang digunakan.

Solusi ini berfungsi sebagai ‘perantara’ yang menjembatani aplikasi dengan perangkat atau sistem yang digunakan.

Konsepnya seperti membuka web browser untuk mengakses aplikasi kantor. Pengguna dapat login seperti layaknya bekerja dari kantor dan bisa mengakses semua aplikasi yang biasa digunakannya dari mana saja dan kapan saja dengan aman, sesuai pengaturan otorisasinya.

Bahkan jika pengguna memiliki banyak aplikasi internal, tidak perlu login satu per satu ke masing-masing aplikasi dan mengingat login ID serta password-nya.

Cukup masuk ke VMware Workspace ONE yang dilengkapi dengan SSO (Single Sign On), maka penggunanya bisa langsung masuk ke semua aplikasi tersebut sesuai otorisasinya.

Dari sisi perusahaan, VMware Workspace ONE memastikan pengaturan dan proteksi data perusahaan hanya bisa diakses oleh pengguna yang bersangkutan, jadi bisa dipastikan bahwa data atau aplikasi yang diakses memang benar sesuai profil pengguna yang berwenang sehingga terjamin keamanannya.

Tentunya hal ini sangat memudahkan perusahaan dalam melakukan proteksi menyeluruh terhadap informasi sensitif yang menyangkut bisnis perusahaan, data dan transaksi dengan klien dan mitra serta data karyawan, yang bisa dimonitor dalam satu konsol terpadu.

Tim TI juga dapat membatasi akses ke data perusahaan berdasarkan kepentingan dari departemen atau satuan kerja yang ada, termasuk pembatasan akses untuk bisa mengirimkan data tertentu atau tidak.

Ini karena VMware Workspace ONE tidak memandang platform atau versi yang digunakan oleh user, dari sisi pengguna tidak perlu kuatir bahwa perangkat yang dipakai tidak up-to-date pada software sehingga aktivitas dapat tetap berjalan seperti biasa.

Solusi ini juga memungkinkan penyebaran aplikasi hingga ke area yang terpencil bisa dilakukan dengan cepat dari pusat. (Ol-7)

Media Indonesia - VMware Workspace One jadi Solusi Ruang Kerja Digital

Tribun News – Security Forum 2019 Guna Perkokoh Infrastruktur Keamanan Siber

TRIBUNNEWS. JAKARTA – Kemudahan  di era digital bak dua sisi mata uang. Di satu sisi, pemanfaatan teknologi digital menyajikan kenyamanan dalam mengakses data atau informasi, namun di sisi lain dapat memicu kompleksitas dan ancaman cybersecurity (keamanan siber).

Adalah penting bagi para pelaku usaha untuk bisa cepat mengidentifikasi, mencegah dan merespons ancaman siber sehingga bisa terhindar dari potensi hilangnya data-data penting, reputasi perusahaan dan kepercayaan pelanggan.

Hal inilah yang menjadi topik pembahasan dalam Security Forum 2019 yang diselenggarakan oleh Multipolar Technology bertema “How is Cybersecurity Architecture Becoming Intelligence Driven?”di Fairmont Jakarta Hotel pada 20 Agustus 2019.

“Infrastruktur keamanan menjadi salah satu ujung tombak guna mempertahankan dan meningkatkan standar layanan yang aman dan terpercaya bagi pelanggan,” kata Faisal Yahya, CyberSecurity Strategist yang menjadi pembicara utama dalam seminar ini.

“Potensi ancaman keamanan siber yang bakal dihadapi dalam sepuluh tahun kedepan akan semakin kompleks, juga tantangan yang dihadapi saat beralih dari keamanan infrastruktur ke threat intelligence atau incident response (penanganan insiden),” kata Faisal Yahya.

Guna mengantisipasi potensi ancaman siber yang makin kompleks, Multipolar Technology menawarkan rangkaian solusi keamanan dari Tenable, F5 Advanced WAF (Web Application Firewall), dan IBM QRadar SIEM (Security Information and Event Management) yang mengedepankan berbagai keunggulan yang saling melengkapi.

Tenable sebagai vulnerability assessment tool mampu melakukan deteksi dini terhadap celah yang tidak aman atau berpotensi untuk disusupi. Laporan yang dihasilkan Tenable ini memberikan informasi celah mana yang harus diprioritaskan untuk segera ditindaklanjuti berdasarkan tingkat risikonya, sehingga ancaman bisa diantisipasi dengan cepat.

F5 Advanced WAF (Web Application Firewall) berperan menangkal ancaman yang bisa terjadi karena intensnya akses ke aplikasi berbasis web dan mobile, yang dapat mengidentifikasi dan memblokir serangan yang terlewatkan oleh solusi WAF lainnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Security Forum 2019 Guna Perkokoh Infrastruktur Keamanan Siber, https://www.tribunnews.com/techno/2019/08/20/security-forum-2019-guna-perkokoh-infrastruktur-keamanan-siber.

Editor: Eko Sutriyanto

Tribun News - Security Forum 2019 Guna Perkokoh Infrastruktur Keamanan Siber

Kontan.co.id – Memperkokoh infrastruktur keamanan siber

KONTAN.CO.ID –  JAKARTA. Kemudahan di era digital bak dua sisi mata uang. Di satu sisi, pemanfaatan teknologi digital menyajikan kenyamanan dalam mengakses data atau informasi, namun di sisi lain dapat memicu kompleksitas dan ancaman cybersecurity (keamanan siber).

Adalah penting bagi para pelaku usaha untuk bisa cepat mengidentifikasi, mencegah dan merespons ancaman siber sehingga bisa terhindar dari potensi hilangnya data-data penting, reputasi perusahaan dan kepercayaan pelanggan.

Hal inilah yang menjadi topik pembahasan dalam Security Forum 2019 yang diselenggarakan oleh Multipolar Technology bertema “How is Cybersecurity Architecture Becoming Intelligence Driven?”di Fairmont Jakarta Hotel pada 20 Agustus 2019.

“Potensi ancaman keamanan siber yang bakal dihadapi dalam sepuluh tahun ke depan akan semakin kompleks, juga tantangan yang dihadapi saat beralih dari keamanan infrastruktur ke threat intelligence atau incident response (penanganan insiden),” kata Faisal Yahya CyberSecurity Strategist dalam keterangan pers,Rabu (21/8).

Guna mengantisipasi potensi ancaman siber yang makin kompleks, Multipolar Technology menawarkan rangkaian solusi keamanan dari Tenable, F5 Advanced WAF (Web Application Firewall), dan IBM QRadar SIEM (Security Information and Event Management) yang mengedepankan berbagai keunggulan yang saling melengkapi.

Tenable sebagai vulnerability assessment tool mampu melakukan deteksi dini terhadap celah yang tidak aman atau berpotensi untuk disusupi. Laporan yang dihasilkan Tenable ini memberikan informasi celah mana yang harus diprioritaskan untuk segera ditindaklanjuti berdasarkan tingkat risikonya, sehingga ancaman bisa diantisipasi dengan cepat.

F5 Advanced WAF (Web Application Firewall) berperan menangkal ancaman yang bisa terjadi karena intensnya akses ke aplikasi berbasis web dan mobile, yang dapat mengidentifikasi dan memblokir serangan yang terlewatkan oleh solusi WAF lainnya.

Solusi ini menyajikan keunggulan antara lain perlindungan terhadap pencurian dan penyalahgunaan data, proactive bot defense yang merupakan satu-satunya WAF dengan fungsi mitigasi komprehensif terhadap ancaman bot di web dan mobile, serta kemampuan App-Layer DDoS yang mendeteksi ancaman pada Layer 7 DDoS dengan menggunakan machine learning dan behavioral analytics (analisa tingkah laku).

Kontan.co.id - Memperkokoh infrastruktur keamanan siber

Republika.com – Tenable Mampu Perkokoh Infrastruktur Keamanan Siber

Kemudahan di era digital bak dua sisi mata uang. Di satu sisi, pemanfaatan teknologi digital menyajikan kenyamanan dalam mengakses data atau informasi. Namun, di sisi lain dapat memicu kompleksitas dan ancaman keamanan siber(cybersecurity).

Karena itu penting bagi para pelaku usaha untuk bisa cepat mengidentifikasi, mencegah, dan merespons ancaman siber sehingga bisa terhindar dari potensi hilangnya data-data penting, reputasi perusahaan, dan kepercayaan pelanggan.

Demikian topik yang dibahas dalam Security Forum 2019 yang diselenggarakan oleh Multipolar Technology bertema ‘How is Cybersecurity Architecture Becoming Intelligence Driven?’ di Fairmont Jakarta Hotel (20/82019).

Infrastruktur keamanan menjadi salah satu ujung tombak guna mempertahankan dan meningkatkan standar layanan yang aman dan terpercaya bagi pelanggan.

“Potensi ancaman keamanan siber yang bakal dihadapi dalam sepuluh tahun ke depan akan semakin kompleks, juga tantangan yang dihadapi saat beralih dari keamanan infrastruktur ke threat intelligence atau incident response (penanganan insiden),” kata Faisal Yahya, CyberSecurity Strategist yang menjadi pembicara utama dalam seminar itu.

Guna mengantisipasi potensi ancaman siber yang makin kompleks, Multipolar Technology menawarkan rangkaian solusi keamanan dari Tenable, F5 Advanced WAF (Web Application Firewall), dan IBM QRadar SIEM (Security Information and Event Management) yang mengedepankan berbagai keunggulan yang saling melengkapi. Tenable sebagai vulnerability assessment tool mampu melakukan deteksi dini terhadap celah yang tidak aman atau berpotensi untuk disusupi.

“Laporan yang dihasilkan Tenable ini memberikan informasi celah mana yang harus diprioritaskan untuk segera ditindaklanjuti berdasarkan tingkat risikonya, sehingga ancaman bisa diantisipasi dengan cepat,” imbuh Faisal.

F5 Advanced WAF berperan menangkal ancaman yang bisa terjadi karena intensnya akses ke aplikasi berbasis web dan mobile, yang dapat mengidentifikasi dan memblokir serangan yang terlewatkan oleh solusi WAF lainnya.

Solusi ini menyajikan keunggulan, antara lain perlindungan terhadap pencurian dan penyalahgunaan data, proactive bot defense yang merupakan satu-satunya WAF dengan fungsi mitigasi komprehensif terhadap ancaman bot di web dan mobile, serta kemampuan App-Layer DDoS yang mendeteksi ancaman pada layer7 DDoS dengan menggunakan machine learning dan behavioral analytics (analitik tingkah laku).

Solusi keamanan siber yang tak kalah penting adalah IBM QRadar SIEM, yang mampu mengidentifikasi dan menganalisis potensi ancaman dari berbagai sumber secara real-time dan menampilkannya dalam satu dasbor.

Solusi ini menyajikan laporan, di mana ancaman terjadi –apakah di jaringan, aplikasi, atau web, sehingga penanganan dilakukan lebih cepat. Dengan IBM QRadar SIEM, tim TI tidak perlu lagi menelusuri satu per satu kebocoran yang terjadi, sehingga tindakan antisipasi dan pengamanan bisa dilakukan lebih cepat dan akurat.

“Dengan layer keamanan yang kokoh, perusahaan tentu akan siap menghadapi ancaman keamanan siber dan mampu bersaing dalam era transformasi digital saat ini,” jelas Faisal.

Republika.com - Tenable Mampu Perkokoh Infrastruktur Keamanan Siber

Bisnis.com – Multipolar Technology Perkenalkan Rangkaian Solusi Keamanan Infrastruktur Siber

Bisnis.com, JAKARTA –  Multipolar Technology berkomitmen memperkokoh infrastruktur keamanan siber dengan menggelar Security Forum 2019

Fokus yang dibahas dalam forum itu antaralain kemudahan di era digital menyajikan kenyamanan dalam mengakses data atau informasi, namun di sisi lain dapat memicu kompleksitas dan ancaman cybersecurity (keamanan siber).

Karena itu, penting bagi para pelaku usaha untuk bisa cepat mengidentifikasi, mencegah dan merespons ancaman siber sehingga bisa terhindar dari potensi hilangnya data-data penting, reputasi perusahaan dan kepercayaan pelanggan.

Dalam Security Forum 2019 bertema “How is Cybersecurity Architecture Becoming Intelligence Driven?”Faisal Yahya, CyberSecurity Strategist mengatajan infrastruktur keamanan menjadi salah satu ujung tombak guna mempertahankan dan meningkatkan standar layanan yang aman dan terpercaya bagi pelanggan.

“Potensi ancaman keamanan siber yang bakal dihadapi dalam sepuluh tahun kedepan akan semakin kompleks, juga tantangan yang dihadapi saat beralih dari keamanan infrastruktur ke threat intelligence atau incident response (penanganan insiden),” kata Faisal Yahya dalam keterangan resminya.

Guna mengantisipasi potensi ancaman siber yang makin kompleks, Multipolar Technology menawarkan rangkaian solusi keamanan dari Tenable, F5 Advanced WAF (Web Application Firewall), dan IBM QRadar SIEM (Security Information and Event Management) yang mengedepankan berbagai keunggulan yang saling melengkapi.

Tenable sebagai vulnerability assessment tool mampu melakukan deteksi dini terhadap celah yang tidak aman atau berpotensi untuk disusupi. Laporan yang dihasilkan Tenable ini memberikan informasi celah mana yang harus diprioritaskan untuk segera ditindaklanjuti berdasarkan tingkat risikonya, sehingga ancaman bisa diantisipasi dengan cepat.

F5 Advanced WAF (Web Application Firewall) berperan menangkal ancaman yang bisa terjadi karena intensnya akses ke aplikasi berbasis web dan mobile, yang dapat mengidentifikasi dan memblokir serangan yang terlewatkan oleh solusi WAF lainnya.

Solusi ini menyajikan keunggulan antara lain perlindungan terhadap pencurian dan penyalahgunaan data, proactive bot defense yang merupakan satu-satunya WAF dengan fungsi mitigasi komprehensif terhadap ancaman bot di web dan mobile, serta kemampuan App-Layer DDoS yang mendeteksi ancaman pada Layer 7 DDoS dengan menggunakan machine learning dan behavioral analytics (analisa tingkah laku).

Solusi keamanan siber yang tak kalah pentingnya adalah IBM QRadar SIEM (Security Information and Event Management), yang mampu mengidentifikasi dan menganalisa potensi ancaman dari berbagai sumber secara real-time dan menampilkannya dalam satu dashboard.

Solusi ini menyajikan laporan dimana ancaman terjadi – apakah di jaringan, aplikasi, atau web, sehingga penanganan dapat dilakukan lebih cepat. Dengan IBM QRadar SIEM, tim TI tidak perlu lagi menelusuri satu per satu kebocoran yang terjadi, sehingga tindakan antisipasi dan pengamanan bisa dilakukan lebih cepat dan akurat.

Dengan layer keamanan yang kokoh, perusahaan tentu akan siap menghadapi ancaman keamanan siber dan mampu bersaing dalam era transformasi digital saat ini.

Bisnis.com - Multipolar Technology Perkenalkan Rangkaian Solusi Keamanan Infrastruktur Siber