Pasokan Chip Langka, Multipolar Technology (MLPT) Patok Pertumbuhan Laba dan Pendapatan 5%

Rabu, 11 Mei 2022 | 13:37 WIB
Lona Olavia

JAKARTA, investor.id – PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) mematok pertumbuhan single digit atau sekitar 5% di tahun 2022 ini, baik untuk pendapatan dan laba bersih. Hal itu dampak dari kelangkaan pasokan chip yang berdampak terhadap kinerja perseroan.

Presiden Direktur Multipolar Technology Wahyudi Chandra mengungkapkan, pihaknya optimis bahwa tahun ini kinerja perseroan akan meningkat, namun kelangkaan pasokan chip yang merupakan bahan komponen utama dari produk yang dihasilkan perseroan membuat kenaikan kinerja hanya bisa mencapai single digit.

“Kita targetkan bisa tumbuh at least rata-rata market single digit, kurang lebih 5%. Itu angka yang cukup achievable dengan pencapaian yang sudah dicapai di kuartal I. Kendalanya ada karena menghadapi kelangkaaan chip yang mengakibatkan keterlambatan pasokan perangkat IT, baik itu jaringan, server, dan lainnya dan kita harus mengantisipasinya dengan memperbanyak customer dan principal supaya dampak dari keterlambatan chip bisa kita minimize di 2022,” ujarnya dalam paparan publik perseroan, Rabu (11/5/2022).

Lebih lanjut, untuk mencapai target tersebut, MLPT sudah menyiapkan empat strategi. Misalnya saja, dari sisi account, solution, pengembangan teknologi baru, dan juga pengembangan sumber daya manusia dan operasional. Di mana, akan ada tiga platform yang akan menjadi fokus utama pengembangan perseroan, yakni financial, healthcare, dan e-catalog.

“Kita memiliki kriteria yang sesuai dengan vertikal industri yang ada misalnya di financial, public sector seperti healthcare dan e-catalog. Kita sedang jajaki solusi ke dua dan ke tiga itu. Bentuknya (pendanaan) langsung tidak lewat ventura,” jelas Wahyudi.

Untuk mencapai target kinerja, Direktur Keuangan Multipolar Technology Hanny Untar menyebutkan perseroan menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp 210 miliar. Tahun ini dianggarkan Rp 210 miliar untuk Multipolar Technology sendiri sebesar Rp 6 miliar kegunaannya untuk mengganti laptop atau PC, kita biasanya 3 tahun sekali ganti dan keperluan barang-barang IT lainnya. Untuk anak usaha, Visionet Data Internasional sebesar sebesar Rp 204 miliar,” sebutnya seraya menambahkan dana yang didapatkan dari kas internal dan juga pinjaman.

MLPT akhir tahun lalu membukukan laba bersih sebesar Rp 259,19 miliar, naik 50,58%  dibandingkan 2020 yang tercatat Rp 172,53 miliar. Lalu pendapatan hampir Rp 3 triliun pada 2021, naik 11,6% dari 2020.

Sedangkan, pada kuartal I-2022, MLPT membukukan laba bersih Rp 70 miliar atau naik 121,5% dari periode sama di tahun 2021 senilai Rp 31,6 miliar. Di mana, penjualan bersih dan pendapatan jasa Rp 911,2 miliar, eningkat 63,63% dari periode sama tahun lalu Rp 556,9 miliar yang ditopang penjualan perangkat keras, dan perangkat pendukungnya.

Penjualan bersih serta pendapatan jasa perseroan ini didorong oleh penjualan perangkat keras dan perangkat pendukungnya yang naik 125,9% dari Rp 253,4 miliar, menjadi Rp 572,7 miliar di kuartal I 2022. Begitu juga dengan jasa teknologi yang meningkat 40,97% menjadi Rp180,3 miliar, dari Rp127,9 miliar secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Sementara itu, dua pos penjualan lainnya yakni IT outsourcing dan perangkat lunak mengalami penurunan kinerja. Pendapatan dari IT outsourcing turun 1,18% menjadi Rp 121 miliar, sedangkan pendapatan dari perangkat lunak turun menjadi Rp 25,2 miliar.