Jakarta, TechnoBusiness ID ● Di era digital seperti sekarang ini, kesadaran perusahaan di seluruh dunia untuk memanfaatkan big data dan analitik kian besar. Kesadaran itu tentu saja didorong oleh kebutuhan untuk tetap bisa relevan di pasar. Menyuguhkan data yang akurat, terintegrasi, serta mampu mereplikasinya secara aman dari seluruh penyimpanan yang beragam dan real-time bukanlah pilihan.
Di Indonesia, menurut data firma riset pasar IDC, lebih dari 80% perusahaan di Indonesia menyatakan penggunaan big data dan analitik merupakan salah satu fokus bisnis yang akan mereka jalani demi bisa bersaing di pasar. Fokus menjadi perusahaan berbasis data telah menciptakan urgensi untuk mengaktifkan infrastruktur data dan tata kelola perusahaan yang baik.
Untuk itu, alokasi pengeluaran untuk big data dan analitik (big data and analytic spending) perusahaan-perusahaan di Indonesia terus tumbuh dari tahun ke tahun. Dalam rentang 2021-2026, IDC memproyeksikan, nilainya tumbuh sebesar 18% secara compound annual growth rate (CAGR) dari US$382,11 juta (2021) menjadi US$453,43 juta (2022) dan US$872,44 juta (2026).
Alokasi pengeluaran itu, termasuk untuk belanja solusi manajemen dan replikasi data yang salah satu solusinya bernama IBM InfoSphere Data Replication keluaran perusahaan teknologi multinasional IBM. IBM InfoSphere Data Replication merupakan solusi replikasi yang berfungsi untuk menangkap perubahan yang terjadi di database dan langsung mengirimkannya ke database target atau messaging notification seperti MQ/Kafka, ETL solution, dan big data.
Jip Ivan Sutanto, Director Enterprise Application Services Business PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (IDX: MLPL) yang menjadi IBM Platinum Business Partner di Indonesia, menjelaskan bahwa pertumbuhan data perusahaan yang semakin masif saat ini menjadikan proses update dan replikasi data semakin sulit.
“Apalagi jika perusahaan itu memiliki puluhan jenis database dengan beragam platform, tentu semakin tidak mudah untuk melakukan update dan replikasi data secara real-time. Padahal, update dan replikasi data yang baik sangat berguna dalam proses pelaporan atau pengambilan keputusan bisnis,” ungkapnya dalam acara “Leading in Digital-First World with Enterprise Intelligence” yang digelar oleh IDC, IBM, dan Multipolar Technology di Raffles Hotel Jakarta, Kamis (3/11).
Itu belum termasuk persoalan yang menyangkut proses replikasi data dengan batch atau storage yang membutuhkan bandwidth besar, melibatkan banyak resources, atau kebutuhan replikasi yang hanya untuk subset data tertentu. Menurut Jip Ivan, platform IBM InfoSphere Data Replication keluaran perusahaan raksasa teknologi multinasional IBM bisa menjadi solusinya.
Sebab, replikasi IBM InfoSphere Data Replication menggunakan resource yang kecil sekaligus mampu membantu mengurangi bandwidth karena bisa mengirimkan data hanya yang berubah saja; replikasi dapat dilakukan secara terus-menerus atau berkala sesuai keperluan; serta data dapat ditransformasikan dengan table mapping, column mapping, row filtering, atau pun function built-in yang telah disediakan.
Deny Sutani, Section Head Hybrid Data Management Multipolar Technology, menambahkan, IBM InfoSphere Data Replication memiliki fitur, antara lain data replication, data transformation, multi-platform support, real-time replication, bidirectional replication, row filtering, column level filtering and mapping, add calculated/derived columns, conflict resolution, auditing, dan monitoring.
Perusahaan-perusahaan tidak perlu khawatir karena IBM InfoSphere Data Replication dapat berjalan di atas platform iSeries, Linux, Unix, atau Windows yang telah digunakan. Karena itu, kata Deny, solusi tersebut cocok digunakan untuk kebutuhan replikasi data perusahaan-perusahaan di berbagai sektor seperti perbankan, asuransi, multifinance, ritel dan distribusi, telekomunikasi, manufaktur, pertambangan, dan lain sebagainya.●