“Kalau kita bicara transformasi digital kita semua akan bergerak ke arah sana. Oleh karena itu, ini bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Maka, kita harus punya ambisi bagaimana kita bisa bertransformasi untuk customer, untuk berikan value ke customer. Bagaimana kita bisa berikan pelayanan yang lebih cepat dan sebagainya,” ucap Indra pada seminar bertajuk ‘Digital Banking Outlook 2023: Automation and The Future of Banking Operations’ yang diadakan Infobank Institute bekerja sama dengan Multipolar Technology dan IBM di Jakarta, 15 Desember 2022.
Ia juga mengungkapkan bahwa di era keharusan transformasi digital ini, keinginan untuk melakukan reskilling dan upskilling perlu terus digelorakan. Perkembangan teknologi yang terjadi secara cepat dan berkelanjutan menjadi tantangan bagi talent-talent yang ada untuk terus mempelajari ilmu baru, agar dapat terus berkompetisi di pasar kerja.
“Lalu, talent gap. Skill-nya berubah, talentnya juga baru. Makanya ada fenomena bajakan talent. Maka dari itu, kita perlu selalu reskilling dan upskilling supaya kita bisa berdadaptasi, dan dari pihak perusahaannya juga harus terus berpikir terkait bagaimana supaya talent mau kerja sama dengan kita,” jelas Indra.
Ia pun menekankan pentingnya menciptakan ekosistem digital melalui kolaborasi dengan berbagai lembaga. Ekosistem digital yang tercipta akan semakin memudahkan masyarakat dalam bertransaksi maupun sekedar mengelola keuangan.
“Sekarang kalau kita ingin menyenangkan customer kita perlu memikirkan bagaimana kita masuk ke ekosistem dan bekerja sama dengan pihak lain. Lalu, sekarang servicenya diekspos, mau buka melalui tokopedia atau segala macam, silahkan saja. Karena kalau bicara soal bank, bank adalah ekosistem. Itulah yang Allobank ingin lakukan, yakni bank sebagai ekosistem,” tuturnya. (*) Steven Widjaja