Jakarta – PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) mendorong perusahaan untuk mengadopsi platform IBM Fusion. Platform ini diklaim menjawab kebutuhan perusahaan yang dituntut terus berinovasi sekaligus mengelola infrastruktur IT yang semakin kompleks.
Platform IBM Fusion dirancang untuk menyederhanakan penyediaan aplikasi cloud, virtual machine, serta layanan data secara terpadu (hyperconverged infrastructure/HCI).
Menurut Jeffry Tjiung Sendjaja, Division Head Server and Storage Multipolar Technology,
IBM Fusion bisa merevolusi pengelolaan infrastruktur TI dengan menyatukan berbagai lingkungan, baik on-premise, cloud, maupun hybrid cloud, ke dalam satu kendali terpusat.
IBM Fusion tidak hanya menyederhanakan dan meningkatkan efisiensi, tetapi juga membangun infrastruktur TI perusahaan yang kuat, mudah dikelola, aman, dan dapat diskalakan sesuai kebutuhan.
“Solusi ini mampu menjawab persoalan infrastruktur tradisional yang sering kali tidak mampu mengimbangi kebutuhan akan performa tinggi, fleksibilitas, keamanan, dan skalabilitas di era big data, hybrid cloud, dan AI seperti saat ini,” ujarnya dikutip dari keterangan resmi, Rabu, 17 September 2025.
Sebagai gambaran, setiap hari perusahaan bisa menghasilkan data dalam jumlah besar. Jika diakumulasikan secara keseluruhan, berdasarkan data Statista, sepanjang 2024 semua perusahaan di seluruh dunia menghasilkan sekitar 402,74 juta terabyte (TB) data setiap hari. Jumlah itu terus bertambah. Dalam tiga tahun lagi (2028), menurut Gartner, 15 persen keputusan kerja sehari-hari di perusahaan akan dibuat secara otonom oleh Agentic AI.
Tidak heran bila perusahaan butuh infrastruktur IT yang kompleks untuk mengelola big data, hybrid cloud, dan teknologi AI dengan baik.
Kompleksitas itulah yang bisa dibuat sederhana dengan IBM Fusion. Platform ini mampu menggabungkan beban kerja kontainer, virtual machine, dan aplikasi AI ke dalam satu platform terpadu. IBM Fusion tersedia dalam dua bentuk, yaitu software (Fusion Software) dan hardware (Fusion HCI). Keduanya beroperasi secara berdampingan.
Sementara, Lindra Heryadi, Department Head Power and Storage MLPT menambahkan, Fusion Software, melalui fitur Storage Fusion, mendukung platform OpenShift dijalankan di mana pun, seperti di AWS Cloud, Microsoft Azure, Google Cloud, IBM Cloud, IBM Power, VMware, dan Bare Metal. Fitur ini juga mengakomodasi kebutuhan penerapan IBM watsonx, platform manajemen AI yang mencakup Traditional AI, Generative AI, dan Agentic AI dalam lingkungan bisnis.
“Gampangnya, jika IBM watsonx merupakan otak AI perusahaan, maka Fusion Software adalah fondasi infrastruktur datanya,” timpalnya.
Integrasi Fusion Software dengan IBM watsonx membuat perusahaan bisa mengoptimalkan pemanfaatan big data. Teknologi keamanan pada Storage Fusion juga memastikan perlindungan data.
Adapun Fusion HCI berfungsi mengintegrasikan infrastruktur IT yang ada. Jadi waktu implementasinya meningkat signifikan. Fitur ini menggunakan jaringan khusus untuk memberikan akses ke server dengan kapasitas penyimpanan besar. Ketika beban kerja melonjak melebihi ambang batas, sistem akan memberikan notifikasi agar kapasitas dapat ditingkatkan sebelum terjadi downtime. (*)


Bahasa Indonesia