Ketatnya persaingan bisnis membuat perusahaan di berbagai sektor menghadapi tantangan ganda: meningkatkan pendapatan sekaligus menekan biaya operasional. Tantangan ini tidak mudah, karena sering kali untuk memperoleh pendapatan yang besar diperlukan investasi biaya yang juga besar.
Dalam seminar bertajuk “Simplify, Secure, and Scale: The New Era of IT Infrastructure” yang digelar Multipolar Technology di Pullman Jakarta Thamrin, Yohan Gunawan, Director Hybrid Infrastructure Services Business PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), mengungkapkan bahwa hal tersebut mungkin diatasi melalui pembangunan infrastruktur teknologi informasi (TI) yang modern, tangguh, dan aman.
Salah satu pendekatan yang ditawarkan adalah pemanfaatan Nutanix Cloud Platform. Berdasarkan riset IDC, penggunaan platform ini dapat membantu perusahaan memangkas pengeluaran infrastruktur TI hingga 36% dan biaya manajemen sampai 53%.
Riset yang sama juga mencatat peningkatan produktivitas pengembang aplikasi sebesar 16%, pengurangan downtime aplikasi hingga 97%, efisiensi tim perlindungan data sebesar 25%, serta potensi peningkatan return on investment (ROI) hingga 356% dalam lima tahun.
Menurut Yohan, Nutanix Cloud Platform merupakan platform penyimpanan data terpadu (hyperconverged infrastructure/HCI) yang dirancang untuk mendukung performa aplikasi dan operasional bisnis agar berjalan optimal, aman, dan mudah diskalakan. Fitur Nutanix Central memungkinkan pengelolaan data dari berbagai infrastruktur: mesin virtual, kontainer, maupun cloud-native dalam satu platform yang lebih sederhana dan efisien.
Yohan menambahkan, platform ini juga mendukung pengadopsian teknologi Generative AI dengan tetap memperhatikan aspek keamanan. Sistem cyber resilience yang disematkan diklaim setara standar militer, sehingga mampu melindungi sekaligus memulihkan data dan aplikasi dengan cepat.
“Dengan model harga berbasis langganan, solusi ini menawarkan biaya yang dapat diprediksi,” kata Yohan dalam siaran pers yang diterima SWA.co.id, Rabu (3/9/2025).
Kinerja Nutanix Cloud Platform disebut dapat semakin optimal jika diintegrasikan dengan perangkat HPE ProLiant Compute Gen12 for Nutanix. Adrian Kustiawan, Presales Server x86 Head Multipolar Technology, menjelaskan bahwa perangkat ini menggunakan prosesor Intel Xeon 6 yang cocok untuk menangani beban kerja berat seperti AI, virtualisasi, dan edge computing. Perangkat ini juga dilengkapi standar keamanan kriptografi tingkat tinggi dan memiliki ketahanan terhadap potensi serangan kuantum.
Fitur HPE Compute Ops Management memungkinkan perangkat ini memantau kesehatan sistem, melakukan provisioning, serta memperbarui perangkat penyimpanan secara otomatis berbasis AI.
Berdasarkan data Nand Research, HPE ProLiant Compute Gen12 for Nutanix mampu meningkatkan performa hingga 41% per watt, sekaligus mengurangi konsumsi daya tahunan hingga 61% dibanding generasi sebelumnya.
Selain performa dan efisiensi, aspek keamanan siber juga menjadi perhatian utama. Menurut Yohan, integrasi Nutanix Cloud Platform dan HPE ProLiant Compute Gen12 akan lebih optimal jika dilengkapi dengan Veeam Backup & Replication. Solusi ini dirancang untuk melindungi, memulihkan, dan mengelola data di lingkungan hyperconverged Nutanix Enterprise Cloud.
Veeam menerapkan konsep Master The 3-2-1-1-0 Rule dalam perlindungan data. Artinya, perusahaan perlu memiliki tiga salinan data, dua jenis media penyimpanan berbeda, satu salinan data di lokasi berbeda, satu salinan data yang tidak dapat diubah, dan nol kesalahan dalam verifikasi pemulihan. Pendekatan ini dianggap dapat memperkuat keamanan sekaligus mempercepat pemulihan data saat terjadi gangguan.
Dengan menggabungkan ketiga elemen (Nutanix Cloud Platform, HPE ProLiant Compute Gen12, dan Veeam Backup & Replication) perusahaan dapat merancang infrastruktur TI yang lebih tangguh dan aman.
Strategi ini dapat diterapkan di berbagai industri, seperti perbankan, asuransi, telekomunikasi, maupun energi, untuk mendukung pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan. (*)